[In-Dream 1#] Mimpi dan Ujian
HI!
HI!
Welcome back to my Blog!
Setelah sekian lama akhirnya aku menulis blog lagi, dan kali ini aku mau nyeritain 'pengalamanku' di dunia mimpi yang ternyata ada hubungannya dengan kehidupan nyata walau ngga secara inplisit terlihat kolerasinya.
*semua yang kutulis di sini adalah nyata dan tidak ada yang dibuat-buat. Aku ngga memaksa kalian untuk percaya tapi ya ini memang kenyataan
Kejadian ini terjadi di tahun 2018. Masa di mana aku ikut katekisasi yang sebenernya waktu aku SMA pernah ikut tapi ngga selesai gara-gara kecapean sama tugas sekolah. Seiringan dengan menumbuhkan imanku melalui katekisasi , ternyata imanku juga diuji oleh ya sebut saja, si iblis. Sebelum aku lanjutin apa yang terjadi, aku akan menceritakan mimpiku kualami di 1 hari selama sekitar 5 hari 'diuji'.
Oh ya karena seri ini berbicara mimpiku jadi ceritanya akan lebih fokus ke hal-hal yang berhubungan dengan mimpiku, bukan masalah kehidupanku.
THE DREAM
6 Agustus 2018
Part 1
(Ya jadi mimpiku ada beberapa part tapi ceritanya gak ada yang nyambung)
Di awal, dalam rangka acara kakak perempuanku (entah acara apa) aku dan keluargaku harus pergi ke suatu tempat dan kami berpergian dengan membawa banyak barang sampai harus berangkat bermobil- mobil. Hingga kami sampai di suatu jalan yang cukup lebar seperti di sebuah komplek di mana bagian kiri dan kanannya ada rumah-rumah besar. Sebelum mimpi ini aku juga ngerasa udah pernah ke komplek itu tapi di bagian yang beda
Di jalan tersebut kami berhenti untuk istirahat sejenak. Tiba-tiba kami sudah ada di dalam mall (aku ngga liat depan mallnya gimana). Mall nya itu besar dan sangat ramai. Di lantai utama, layoutnya seperti restoran mewah. Lantainya berubin checkboard, dan beratap kaca yang jaraknya cukup tinggi dari lantai 1. Sedangkan lantai 2 nya ngga ada bagian tengah, jadi restoran di lantai utama itu bisa dilihat dari atas (kaya bangunan mall atau sekolah pada umumnya). Di lantai tersebut dipadati oleh banyak kursi dan meja serta orang-orang yang sedang makan, dan tentunya pelayan yang sibuk mondar-mandir. Itu semua bikin aku dan keluarga susah buat nerobosnya.
Saat itu, aku, ibu, dan kakak perempuanku pengen ke WC. Sampai di WC, ternyata ruangan klosetnya agak terbuka, jadi untuk 1 WC, pintunya hanya sebatas dada sampai betis dan ngga bisa dikunci. Pintunya mirip pintu kaca WC di mall Paris Van Java. Parahnya, cleaning service di WC tersebut itu laki-laki dan dia duduk di depan pintu WC. Setelah ibu dan kakakku selesai 'urusannya' di WC, giliran aku yang masuk. Mereka bilang bakal nungguin di luar. Masuklah aku ke WC. Eh pintunya malah ngga ajeg saat ditutup. Jadi sambil aku buang air kecil, aku nahan pintunya biar ajeg. Untungnya selama aku 'setoran' pintunya ngga kebuka. Setelah selesai, perasaanku ngga nyaman, dan aku buru-buru ninggalin ruangan WC terus nyari ibu dan kakakku. Mereka ngga ada. Ternyata aku ditinggalin. Aku pun lari untuk keluar dari mall itu. Tapi pas aku lari, aku sadar... semua benda di situ termasuk gedung, manusia, dan lantainya berwarna sama. Warna krem kekuningan kaya tanah liat. Ah sudah lah, yang penting bisa cepat keluar dari sini, pikirku.
Part 2
(Dari part sebelumnya aku tiba-tiba sudah pindah 'scene' yang tidak ada hubungannya.)
Pada scene ini, aku seperti nonton film sendirian di layar laptop. Di film tersebut, ada tokoh yang mirip Harry Potter yang sedang dipermalukan oleh suatu sosok kuat (berupa manusia). Saat itu aku ingat player videonya adalah VLC. Karna aku ngga kuat nontonnya, aku pun nge-pause videonya. Aku ngga kuat karena aku merasa dipermalukan juga. Namun karena penasaran, aku memberanikan diri untuk melanjutkannya lagi. Di sini si Harry KW (sebut saja begitu wkwkw) membela dirinya seakan ia ngga takut untuk menghadapi sosok kuat ini. Tapi si sosok kuat ini kaya ketawa jahat (kaya di film-film gitu taulah yaa) dan masuk ke bawah lantai.
Part 3
(Ini udah beda scene namun masih ada hubungannya sama part sebelumnya.)
Semuanya gelap. Tak ada yang bisa dilihat. Namun tak lama muncul visual tempat yang memiliki banyak cermin, mirip kaya rumah kaca di Dufan tapi spacenya masih lebih luas. Lampunya tedup, tone warna scene nya berwarna merah ke coklat. Seluruh lantainya dilapisi karpet yang memiliki corak rumit era victorian berwarna merah maroon kuning kecoklatan. Lalu munculah sosok kuat tadi. Dia memberitahu namanya tapi aku ngga inget. Beberapa saat kemudian muncullah 2 orang perempuan (sepertinya pelayannya) yang memberikan tawaran ke aku tapi aku ga inget apa tawarannya. Tiba-tiba latarnya menjadi hitam kosong. Tapi 2 sosok perempuan ini masih kelihatan wujudnya.
Nah aku menolak tawaran mereka dan aku bilang,
"Saya cuman mau minta pertolongan Tuhan Yesus"
Setelah aku menyebut Tuhan Yesus, 2 wanita ini dari rautnya seperti marah tapi ngga ngomong apa-apa. Tiba-tiba di belakangku ada salah satu teman dekatku saat kuliah sebut saja Sin. Sin malah bilang "Main game ini kenapa engga? Hayu aja atuh ndri" seakan dia mendukungku untuk menerima tawaran 2 wanita ini. Namun sekali lagi aku menyebut nama Tuhan Yesus, mereka malah melotot dan entah, mungkin mencekikku. Tapi aku merasa tubuh mereka mulai hancur, dan sekali lagi aku teriak 'Tuhan Yesus' dan scene kembali ke mobil yang terparkir di kompleks di part 1 dengan susana sepi.
Kemudian aku terbangun.
The Problem
Jadi awalnya sebelum diuji, entah mengapa aku pengen speak up banget tentang LGBT karena jujur saja ada kegerahan di dada wkwk. Aku pun menulisnya di blog ini (tapi sekarang aku archive biar tidak menimbulkan perdebatan lagi; baca: sedang malas debat) dan aku share di beberapa socmed yang kuatur privasinya agar hanya teman-teman tertentu yang bisa lihat postingan ku. Kebetulan salah satu temanku yang merupakan bagian dari kaum pelangi ini melihat dan tertarik untuk membagikan pengalamannya tentang apa yang dialami hingga memilih menjadi salah satu dari LGBT. Hingga akhirnya ada sedikit perdebatan sampai berujung sangkut paut dengan Alkitab. Aku ngga akan menceritakan debatnya seperti apa karna sangat panjang. Kemudian ia melanjutkan perdebadatan ke luar hal LGBT. Dengan pertanyaan andalan seorang atheis, "Apa bukti Tuhan ada?"
Aku pun menjawab dengan sebisa ku dengan bantuan adik tingkatku. Namun tetap saja alasan yang kulontarkan tidak masuk akal bagi dia, dan dia terus menyerang. Hingga akhirnya aku bertanya langsung ke pendeta di gerejaku. Untungnya sang pendeta responsif.
Dari jawaban pendeta, aku memahaminya dan menulis ulang dengan bahasaku seperti ini
"Karna gw beriman sama Tuhan, dan gw percaya Alkitab, di Alkitab banyak saksi hidup yang nyatain Allah itu ada. Jadi gw percaya kalo Tuhan itu bener ada"
Setelah itu ia tidak mendebatkan keberadaan Tuhan namun tetap mendebatkan hal lainnya yang berkaitan dengan kepercayaan hingga akhirnya ia sudah tidak mengeraskan kepalanya.
The Intrepreter
Jadi mimpi tersebut terjadi saat hari kedua aku berdebat. Aku pun cerita ke adik tingkatku sebut saja Rin, kalau aku butuh bantuan untuk membicarakan perihal keimanan ini bersama-sama, dan juga penafsir mimpi karena ya mimpiku sangat nyata dan aneh.
Kebetulan Rin punya teman komsel dari kampus sebelah yang memiliki karunia penafsir mimpi. Singkat cerita akhirnya kami bertemu dalam rangka aku diajak Rin ikut ke sebuah acara apologetika. Hari itu adalah hari terakhir di mana perdebatanku berakhir.
Setelah dikenalkan pada malam itu, aku menceritakan mimpiku. Dan berikut screenshot chat di keesokan harinya
Aku langsung keingetan film Hereditary nya Ari Aster. Mungkinkah nenekku? Tapi aku tidak pernah dengar cerita mereka pakai kuasa gelap yang aneh-aneh.(Dan saat aku mengetik ini aku baru sadar, kalau dulu pembantu ibuku ada yang kepercayaannya Kejawen dan masih ngasih sesembahan. Tapi apakah mungkin dia?)
Tapi waktu itu, seingatku, tanteku lah yang suka ikut kelompok spritual yang mempelajari tenaga2 apalah itu...
Abis dia ngomong gini aku makin merinding. Karena tanteku udah meninggal 1 tahun sebelumnya wkwkwk. Saat itu juga aku langsung keringet dingin
1 kali yang pernah ngegannggu tuh di rumah kantor saat bapak ku kerja di Cilegon. Katanya sebelum bapak ku gak ada yang mau ninggalin rumah itu, konon karena rumah itu tempat 'persimpangan', dan ada beberapa pengalaman yang mengganggu yang pernah dialami keluargaku, walaupun tak seberapa. Untungnya aku hanya pernah 1 x dan gakmau lagi -_-.
Aku juga gak tahu kenapa dia menanyakn patung-patung ini.
Karna bisa kalian liat kalau ke rumahku, di ruang tamu rumahku tuh ada banyak banget pajangan kecil2. Entah bisa disebut patung apa engga. Dan hiasan kecil-kecil ini umumnya bentuk binatang. Dan bisa aja salah satu dari mereka patung dari Aztec. But i dunno.
Dan itulah pesan dia terakhir.
Aku langsung berdoa pada Tuhan. What's going on?
Percakapan ini juga aku ceritakan ke keluargaku. Merekapun juga merinding mendengarkannya. Pikiran kita pun juga kemana-mana, menebak siapa perempuan itu.
Jadi percakapan itu terjadi di hari Sabtu. Saat esoknya, hari Minggu, ibuku ke gereja. Dan selesai ibadah, seperti ada suara Roh Kudus yang bertanya pada ibuku.
"Kamu mau tahu siapa perempuan yang dimaksud?" tanya suara itu.
Ibuku dalam hati langsung bertanya
"Siapa?"
Lalu suara itu memberikan sebuah nama.
Nama teman yang mengajakku berdebat.
THE END
ENDING
Entah apakah benar perempuan yang dimaksud adalah dia?
Tapi intinya, Tuhan mau aku lebih sungguh-sungguh dekat dengan Dia saat itu. Atau memang karena aku saat itu sedang katekisasi, Tuhan sekalian mengizinkan si iblis untuk mencobaiku. Ya balik lagi, tujuannya agar aku tetap dekat denganNya dan iman ku terasah. Serta lebih mewaspadai orang-orang seperti temanku ini.
Setelah itu ya kita baik-baik saja, tidak pernah mengungkit-ungkit kejadian perdebatan ini lagi.
Sekian cerita pengalamanku
See you on the next post ;)
Comments
Post a Comment